A.
Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan.
Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu
pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alatalat indranya menghasilkan
beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia
menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga
menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan
sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah
sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai
untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah.
Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah
peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan
sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada
sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization)
sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of
cultural identity people have short of that which distinguish humans from other
species.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan
masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan
oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi
peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari
bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu kita
sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai
Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara
berkehidupan yang sudah maju bila disbanding dengan bangsa lain.
Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain :
- Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.
- Taman gantung di Babylonia.
- Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
- Menara Pisa di Italia.
- Menara Eiffel di Paris.
- Candi Borobudur di Indonesia.
- Taj Mahal di India.
- Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.
- Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.
- Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untu mengenang suaminya Raja Maulosus dari Carla.
- Colossus, yaitu patung perungu dewa matahari dari rhodes.
- Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari alexsandria.
- Gedung parlemen di inggris di london.
- Kabah di saudi arabia.
- Colossum di Roma italia.
Selah satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab
berbudaya. Yang dalam bahasa ingris disebut Cultured. Orang yang cultured
adalah yang juga lettered dalam hal ini tidak sekedar hanya bisa membaca dan
menulis hal yang sederhana.
B.
Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan
manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda.
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan
rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi
manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti
yang luhur menuju pada prilaku pada manui.
Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan
antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab
adalah manusi yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris
secara optimal). Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat,
martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi.
Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society,
dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain
masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Pada mulanya, civil
society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer ibrahim(mantan wakil
perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat
madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish madjid
mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat
diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan berbagai istilh antara lain :
- Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society artinya masyarakat.
- Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)
- Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban
- Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab.
- Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa
Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai
masyarakat yang berkadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme,
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan
pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan
pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya
demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah
kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan
(Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting),
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma
atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
C.
EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan
perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan
hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di
berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan
kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya
manusia dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan
lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi
inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai
sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan
kebudayaan.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa
prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal
tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data
tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan
diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk
dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek,
seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan
indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama,
dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian,
hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan
konsep.
Ada
dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
- Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
- Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Mengenai
masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1.
Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua
(paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru
(Neolitikum)
2.
Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang
terdiri atas:
-
Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi
Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
-
Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
-
Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.
Manusia
berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan
peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan
untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat
masa, yaitu:
- Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
- Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
- Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
- Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang
telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya
yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi,
evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah
berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada
tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas
yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya
yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait
dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya.
Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya
setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang
bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran
teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu
tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih
zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal
teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang
dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di
Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi.
Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok
tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat
dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian.
Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya
disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong,
nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang
estela datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari
budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu
memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya
tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng
ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan
baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang
kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri
peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa
semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam
dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen
Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang
komunikasi dan informasi.
Pengertian
Adab dan Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita
terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi,
sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut
dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah
peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga
kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan
kompleks.
- Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.
- Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
- Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
- Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
- Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Tinggi
rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
- Pendidikan
- Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
Wujud
Peradaban Moral :
- Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
- Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
- Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
- Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P
Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the
distinctly human attributes and attainments of a particular society. In
ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture
evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage
would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more
highly and less highly civilized peoples, the determinative characteristic
being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.
The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama
sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya
meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap
peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan
pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban
informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi
digital.
D.
Dinamika Peradaban Global
Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal Inggris,
lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and respons.
Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan
segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah alam
sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan
kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan
kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau
pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika
tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam
menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja
keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang
bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan. Setiap kali timbul kebutuhan
akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya.
Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam
suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk
merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut
teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk
menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan
pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam
bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan
peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
- Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M.
- Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
- Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat
teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan
revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan
menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan
pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya, manusia berpindah-pindah
dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi
pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi
pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang
kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di
negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa
gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1500-1970.
Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu
ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban
jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi
peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra
sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra
manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang
akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri,
mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah
memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang
ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang.
Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
- Komunikasi dan data prosesing.
- Penerbangan dan angkasa luar.
- Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
- Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang
dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita
sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi.
Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun
mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982),
menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami
oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan
intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan
di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
- Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
- Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
- Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
- Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
- Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
- Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
- Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
- Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
- Perubahan dari utara ke selatan.
- Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt
dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam
perubahan di era global, yaitu:
1.
Abad biologi.
2.
Bangunan sosialisme pasar bebas.
3.
Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
4.
Dawarsa kepemimpinan wanita.
5.
Kebangkitan agama dan milenium baru.
6.
Kebangkitan dalam kesenian.
7.
Kemenangan individu.
8.
Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
9.
Berkembangnya wilayah pasifik.
10.
Privatisasi/swastanisasi atas negara kesahjetraan.
E.
Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa
dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata
global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam
upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam
teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
a.
Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut
barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia diseluruh dunia.
b.
Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam
turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
c.
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
d.
Peningkatan interaksi cultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta
transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi
dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
e.
Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional,
dan lain-lain.
1.
Pengaruh Globalisasi
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan,
seperti politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahanan. Pengaruh Globalisasi
terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi
liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai oleh
menguatnya ide kebebasan dan demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi
manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti
ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara
semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik
negara.
Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain
membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai
demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada
pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari
Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan
berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya
kapatalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya
perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas
negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan
barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi
pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Ini semua
menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang
ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya
nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai
social budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin
lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi,
komputer, Internet sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh
pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini
diperlukan suatu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai
jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan
keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri diseluruh dunia akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat mengganggu
keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara Amat perlu menjalin
kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang bersama,
perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel negara. Hal ini
dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi bersifat kovensional tetapi juga
kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman pencemaran
udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal logging, dan
sebagainya.
2.
Efek Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan
bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses saling
memengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi
antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa
ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum bangsa
Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pada
hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak
dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adalah
sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya
mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.
Aspek
positif globalisasi antara lain sebagai berikut:
- Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
- Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
- Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efesiensi.
Aspek
negatif globalisasi antara lain sebagai berikut:
1.
Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa
dan identitas suatu bangsa.
2.
Ekspolitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin
besar.
3.
Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan invidual yang
menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
4.
Terjadinya Dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai
karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
3.
Sikap Terhadap Globalisasi
Dalam
menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau
tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Sebagian bangsa menyambut positif karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
- Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
- Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi.
1 komentar:
nice info sangat bagus sekali infonya
Pabrik Karawang
Posting Komentar