USULAN PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA
INDONESIA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PRACTICE– REHEARSAL PAIRS PADA
SISWA KELAS V SDN 31 PASEMPE
KECAMATAN PALAKKA KABUPATEN BONE
|
RISKA
MAULIDIAH
1247242023
22D
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
KERANGKA PROPOSAL PTK
JUDUL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA
INDONESIA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PRACTICE– REHEARSAL PAIRS PADA
SISWA KELAS V SDN 31 PASEMPE
KECAMATAN PALAKKA KABUPATEN BONE
|
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
1. Harapan-harapan
peneliti terkait dengan pembelajaran di SD
1. Pendidikan
pada dasarnya bertujuan untuk membina peserta didik agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani kehidupan
2. Demikian
pula halnya dengan proses pembelajaran bahasa, harus mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik yang meliputi ketiga aspek utama ranah pendidikan
yaitu meningkatkan pengetahuan tentang bahasa, meningkatkan keterampilan
berbahasa, dan membangun sikap positif serta santun berbahasa
3. Wardhaugh
(dalam Hafid, 2013:1) mengatakan bahwa “bahasa adalah sebuah simbol yang
arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia”. Hal ini berarti bahwa
bahasa merupakan suatu simbol yang telah disepakati untuk digunakan dalam
melakukan komunikasi antar sesama manusia
|
2. Masalah
nyata di kelas yang factual 7 mendesak untuk dipecahkan
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD)
lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tanpa mengabaikan hasil
belajar.
2. Hasil
belajar peserta didik dari proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkat jika menggunakan suatu metode pembelajaran yang tepat.
|
3. Penyebab
masalah
1. Guru:
Guru masih
menggunakan metode konvensional dalam melaksanakan proses pembelajaran
2. Siswa:
siswa tidak
mengetahui kekurangan-kekurangan yang seharusnya dapat diperbaiki ketika
diberi koreksi dari pihak lain
|
4. Upaya
mengatasi masalah
Solusi:
Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
diperlukan penerapan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang
dimaksud adalah Practice-Rehearsal
Pairs.
Alasannya:
Metode
tersebut dipilih karena di dalam pelaksanaannya dipersyaratkan siswa untuk
berpasang-pasangan di dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga
sangat memungkinkan adanya koreksi atau masukan dari pihak lain terhadap
keterampilan berbicara siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui
kelebihan-kelebihan dan kesalahan-kesalahan yang dimilikinya.
|
B. Perumusan
dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan
Masalah
Apakah
dengan menggunakan metode Practice-Rehearsal
Pairs dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas
V SDN Negeri 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone?
|
2. Pemecahan
Masalah
Tindakan
yang akan dilakukan:
Menerapkan
metode Practice-Rehearsal Pairs.
Alasan:
Metode
tersebut dipilih karena di dalam pelaksanaannya dipersyaratkan siswa untuk
berpasang-pasangan di dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga
sangat memungkinkan adanya koreksi atau masukan dari pihak lain terhadap
keterampilan berbicara siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui
kelebihan-kelebihan dan kesalahan-kesalahan yang dimilikinya.
Lingkup/Fokus:
Pembelajaran
kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pair
dan hasil belajar
Indikator
Keberhasilan:
|
C. Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui bahwa metode Practice-Rehearsal Pairs dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Negeri 31
Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone
|
D. Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
a. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan metode, strategi, dan teknik
pembelajaran berbicara guna meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih
lanjut di dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbahasa yang
lainnya.
|
2. Manfaat Praktis
a. Bagi
guru
1) Memotivasi
guru supaya selalu menggunakan metode-metode pembelajaran untuk mengatasi
masalah pembelajaran, khususnya pembelajaran berbicara.
2) Memaksimalkan
peran guru sebagai motivator dan fasilitator, khususnya dalam pembelajaran
berbicara.
b. Bagi
siswa
1) Memberikan
kemudahan kepada siswa untuk melakukan pembelajaran berbicara di sekolah.
2) Memberikan
warna baru dalam pembelajaran berbicara.
3) Menumbuhkan
minat pada siswa untuk senantiasa berlatih keterampilan berbicara.
c. Bagi
sekolah/peneliti
1) Dapat
menerapkan hasil penelitian untuk mengatasi kendala-kendala pembelajaran
berbicara saat mengajar nanti.
2) Memotivasi
untuk menemukan konsep-konsep baru yang dapat diterapkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
|
II. KAJIAN
PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Pustaka
Variable
1 Hasil Belajar
1. Pengertian
belajar
2. Pengertian
hasil belajar
3. Factor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
Variable
2 Bahasa Indonesia
1. Pengertian
Bahasa
2. Pengertian
Bahasa Indonesia
3. Fungsi
Bahasa Indonesia
4. Tujuan
Bahasa Indonesia
5. Karakteristik
Bahasa Indonesia
Variabel
3 Keterampilan berbicara
1. Pengertian
berbicara
2. Tujuan
Berbicara
3. Prinsip
umum kegiatan berbicara
4. Ragam
seni berbicara
Variabel
4 Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian
pembelajaran kooperatif
2. Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif
3. Tujuan
pembelajaran kooperatif
4. Unsur-unsur
pokok pembelajaran kooperatif
Variable 5 Metode Practice-Rehearsal Pairs
1. Pengertian
Metode Practice-Rehearsal Pairs
2. Langkah-langkah
pembelajaran Metode Practice-Rehearsal
Pairs
3. Keunggulan
dan kelemahan Metode Practice-Rehearsal
Pairs
|
B. Kerangka
Pikir
Masalah:
Selama ini, kebanyakan siswa merasa
kesulitan dalam memperbaiki prestasinya dalam pembelajaran keterampilan
berbicara.
Faktor Guru :
metode pembelajaran
yang digunakan masih kurang kreatif
Faktor Siswa :
siswa tidak selalu
terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehigga mereka akan merasa bosan
Solusi:
menggunakan metode
pembelajaran practice-rehearsal pairs.
Hasil :
Dengan menggunakan
metode pembelajaran practice-rehearsal
pairs diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbicara
meningkat.
|
Bagan
I Kerangka Pikir PTK
Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Guru
kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa tidak
selalu telibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Penggunaan
metode pembelajaran masih konvensional sehingga siswa tidak mengetahui
kekurangan-kekurangan ketika proses pembelajaran keterampilan berbicara
berlangsung karena menggunakan durasi tertentu.
|
Hasil
Belajar Bahasa Indonesia meningkat
|
Penerapan
metode Practice-Rehearsal Pairs.
|
C. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
kerangka pikir penelitian ini, dirumuskan hipotesis tindakan.
Dengan
menggunakan metode Practice-Rehearsal
Pairs dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 31
Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone maka hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan.
|
III. METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan
penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif karena penelitian ini bersifat deskriptif.
Alasan:
Metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif.
2. Jenis
penelitian : penelitian tindakan kelas
Alasan : Jenis penelitian ini diambil karena
adanya masalah terkait dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas, hasil belajar siswa
dapat ditingkatkan.
|
|
B. Fokus
Penelitian
Factor guru:
Guru kurang kreatif dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga siswa tidak selalu telibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Faktor siswa :
Penggunaan metode pembelajaran masih
konvensional sehingga siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan ketika
proses pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung karena menggunakan
durasi tertentu.
|
C. Setting
dan Subjek Penelitian
1. Setting
penelitian:
Lokasi : Penelitian
ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone.
Alasan : karena ingin
meningkatkan proses pembelajaran di sekolah tersebut dan lokasinya yang mudah
dijangkau serta adanya dukungan dari Kepala Sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian
ini.
2. Subjek
penelitian:
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan
siswa kelas V SDN 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone dengan
jumlah siswa sebanyak 25
orang yang
terdiri dari 11 orang
siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada tahun
pelajaran 2014/2015
|
D. Rancangan
Tindakan
1.
Perencanaan
Tindakan
Langkah awal dalam penelitian ini adalah menetapkan
rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
melalui pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal
Pairs pada siswa
kelas V SDN
31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone. Perencanaan tersebut
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a.
Peneliti melakukan
analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs;
b.
Peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta instrumennya sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Practice-Rehearsal
Pairs. Penyusunan RPP dilakukan setelah peneliti
berkonsultasi dengan guru kelas V.
c.
Membuat
media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa memahami materi yang
diajarkan. Media tersebut harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan
d.
Menyusun
lembar kegiatan siswa (LKS), dimana pada saat pelaksanaan tindakan akan
digunakan untuk merangsang keaktifan siswa dalam belajar dan membantu siswa
untuk menemukan sendiri konsep yang menjadi materi pelajaran sebelum guru
menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai.
e.
Menyusun
lembar evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
Soal-soal evaluasi disusun dalam bentuk essay dan berdasarkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Penyusunan soal-soal evaluasi juga dilakukan
setelah mendapatkan arahan dari guru kelas V. Membuat format pengamatan
(observasi). Lembar pengamatan dibuat dalam dua bentuk format, yaitu format
untuk mengamati aktivitas guru dan format untuk mengamati aktivitas siswa
selama pelaksanaan tindakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs Selain itu, peneliti juga membuatkan pedoman
penilaian yang akan menjadi acuan observer (pengamat) dalam mengisi lembar
observasi tersebut.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat. Adapun pelaksanaan tindakan
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs, yaitu sebagai
berikut:
a.
Guru
memilih satu keterampilan yang akan dipelajari;
b.
Guru
membentuk pasangan-pasangan. Dalam pasangan, guru membuat dua peran yaitu
penjelas atau pendemonstrasi dan pemerhati;
c.
Siswa
yang bertugas sebagai penjelas atau mendemonstrasikan cara mengerjakan
keterampilan yang telah ditentukan. Siswa yang bertugas menjadi pemerhati
mengamati dan menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan temannya;
d.
Pasangan
siswa bertukar peran. Demonstrator kedua diberi keterampilan yang lain;
e.
Proses
diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai.
3.
Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh
proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah
aktivitas guru dan murid. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap
pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Observasi mengamati pengaruh tindakan pada
pembelajaran Bahasa
Indonesia mulai dari seluruh proses tindakan dan pada saat tindakan selesai. Hal yang perlu diperhatikan adalah
guru yang melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs mulai dari awal tahap pembelajaran, saat
pembelajaran dan akhir pembelajaran. Selain itu, yang perlu diamati adalah
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi diisi dengan cara memberi tanda centang pada
kolom-kolom penilaian. Pengisian harus menyesuaikan aktivitas-aktivitas guru
dan siswa yang terjadi selama pembelajaran dengan pedoman observasi yang
telah tersedia.
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah diperoleh, maka selanjutnya diadakan kegiatan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan pada langkah refleksi pada
dasarnya meliputi pencermatan, pengkajian, analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs.
Jika terdapat
masalah dari proses refleksi, maka peneliti harus melakukan proses pengkajian
ulang pada siklus berikutnya, yang meliputi kegiatan perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan observasi ulang sampai permasalahan tersebut dapat
diatasi.
|
Bagan 2 Alur
Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan Tindakan II
|
SIKLUS II
|
Jika
Permasalahan Belum Terselesaikan
|
Lanjut ke Siklus III
|
Penyimpulan dan Pemaknaan Hasil
|
Refleksi II
|
Observasi II
|
Permasalahan
|
Perencanaan Tindakan I
|
Pelaksanaan Tindakan I
|
Refleksi I
|
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
|
Perencanaan Tindakan II
|
Observasi I
|
SIKLUS I
|
E. Teknik
dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik
dan prosedur pengumpulan data adalah:
1. Tes
Tes merupakan serangkaian pertanyaan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok. Untuk memperoleh gambaran/informasi tentang bagaimana
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal
Pairs terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia, maka dipergunakan tes
sebagai instrument penelitian. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir
setiap tindakan dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan.
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan suatu
cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dan dengan jalan
tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena wawancara ini objek yang
diteliti, responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan. Wawancara digunakan peneliti untuk berkomunikasi dengan siswa
(responden) yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang
akan diajukan. Wawancara dimaksud untuk menggali informasi kesulitan siswa
dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Wawancara juga digunakan
untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat mengerti materi yang sudah disajikan
guru.
3. Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk
mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti, observasi dilaksanakan
bersama dengan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa,
pengembangan materi dan hasil belajar siswa. Alat yang digunakan yaitu berupa
lembaran-lembaran isian atau ceklis. Observasi terhadap dampak tindakan
dilakukan secara kontinu dengan berbagai cara, ini berarti dilakukan secara terus-menerus
baik dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan memuat hal-hal penting
terjadi selama pembelajaran berlangsung yang dapat digunakan untuk melengkapi
data.
|
F. Teknik
Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1. Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data, yaitu kualitatif deskriptif, alasannya
langkah-langkahnya
sebagai berikut:
Analisis data dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan selama dan sesudah
pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan setelah melihat data yang
telah dikumpulkan melalui tes, observasi dan catatan lapangan selama
tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati.
Miles dan Huberman
(dalam Acep Yonny dkk, 2010:138) berpendapat bahwa “analisis data secara kualitatif dilakukan
melalui tahap-tahap reduksi data yang telah dikumpulkan, paparan data, dan
penyimpulan data”.
Langkah reduksi data
dilakukan dengan cara menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi
data mentah menjadi bermakna, menstransformasikan secara sistematik dan
rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar menyusun
jawaban atas tujuan penelitian tindakan kelas ini. Paparan data dilakukan
dengan cara menampilkan data penting secara lebih sederhana dan bermakna
dalam bentuk narasi, tabel, grafik, atau bagan. Penyimpulan dilakukan dengan
mengambil intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk
kalimat atau formula singkat, padat, namun mengandung pengertian yang luas.
|
2. Indikator
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan penelitian dilihat dari tiga indikator yaitu:
Indikator keberhasilan dalam peneliti
tindakan ini adalah indikator peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia. Adapun
kriteria yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia sesuai
dengan kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (dalam Hadra H. Dg. Maudu 2009:45) sebagai
berikut: “Tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi, 80% -
89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55% - 64%
dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan sangat rendah”.
Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat
kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari keterampilan
berbicara siswa secara keseluruhan menunjukkan tingkat pencapaian
keberhasilan 75%.
|
IV. JADWAL
PENELITIAN
No.
|
Jenis
Kegiatan
|
Minggu
ke
|
Bulan
|
Tahun
|
|||
1.
|
Persiapan
a. Mengadakan
prapenelitian/observasi lapangan
b. Menyusun
proposal
c. Melaksanakan
seminar proposal
d. Merevisi
proposal hasil seminar
e. Mengurus
izin penelitian
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|
2.
|
Pelaksanaan
Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan dan observasi
c. Interpretasi
data
d. Analisis
dan refleksi
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pelaksanaan
Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan dan observasi
c. Interpretasi
data
d. Analisis
dan refleksi
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Penyusunan
Laporan Hasil Penelitian
a. Menyusun
draf laporan hasil penelitian
b. Melaksanakan
seminar hasil penelitian
c. Revisi
laporan seminar hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Ujian
Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Revisi
Hasil Ujian Skripsi
a. Penjilidan
laporan hasil penelitian
b. Penyerahan
laporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
V. DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo
Asrosi, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima
Hafid, Abd. 2013. Pendidikan
Bahasa Indonesia Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Universitas Negeri Makassar
H. Dg. Maudu, Hadra. 2009. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Dialog Cerita Anak Melalui
Metode Sosiodrama Kelas V SDN Bampanga Kabupaten Banggai Kepulauan. Universitas
Negeri Makassar
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). 2006. Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SDN/MI.
Jakarta: Depdiknas.
Munip, Abdul. 2013. Keefektifan
Metode Practice_Rehearsal Pairs dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Batang Tahun Ajaran 2012/2013. IKIP PGRI Semarang
Tersedia:
Nugraheni, Aninditya Sri. 2012. Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Mentari Pustaka
Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Sua, Tenri. 2010. Berbicara
II. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bone
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia
VI. LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar