Rabu, 03 Juni 2015

kerangka cuyyy


USULAN PENELITIAN


PENINGKATAN    HASIL    BELAJAR    BAHASA   INDONESIA   MELALUI PENERAPAN  PEMBELAJARAN   KOOPERATIF   TIPE  PRACTICE– REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SDN 31 PASEMPE KECAMATAN     PALAKKA     KABUPATEN     BONE




RISKA MAULIDIAH
1247242023
22D




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

KERANGKA PROPOSAL PTK

JUDUL
PENINGKATAN    HASIL    BELAJAR    BAHASA   INDONESIA   MELALUI PENERAPAN  PEMBELAJARAN   KOOPERATIF   TIPE  PRACTICE– REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SDN 31 PASEMPE KECAMATAN     PALAKKA     KABUPATEN     BONE



I.         PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
1.    Harapan-harapan peneliti terkait dengan pembelajaran di SD
1.    Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani kehidupan
2.    Demikian pula halnya dengan proses pembelajaran bahasa, harus mampu meningkatkan kemampuan peserta didik yang meliputi ketiga aspek utama ranah pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan tentang bahasa, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan membangun sikap positif serta santun berbahasa
3.    Wardhaugh (dalam Hafid, 2013:1) mengatakan bahwa “bahasa adalah sebuah simbol yang arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia”. Hal ini berarti bahwa bahasa merupakan suatu simbol yang telah disepakati untuk digunakan dalam melakukan komunikasi antar sesama manusia

2.    Masalah nyata di kelas yang factual 7 mendesak untuk dipecahkan
1.    Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tanpa mengabaikan hasil belajar.
2.    Hasil belajar peserta didik dari proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat jika menggunakan suatu metode pembelajaran yang tepat.

3.    Penyebab masalah
1.    Guru:
Guru masih menggunakan metode konvensional dalam melaksanakan proses pembelajaran
2.    Siswa:
siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan yang seharusnya dapat diperbaiki ketika diberi koreksi dari pihak lain

4.    Upaya mengatasi masalah
Solusi:
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan penerapan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang dimaksud adalah Practice-Rehearsal Pairs.
Alasannya:
Metode tersebut dipilih karena di dalam pelaksanaannya dipersyaratkan siswa untuk berpasang-pasangan di dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga sangat memungkinkan adanya koreksi atau masukan dari pihak lain terhadap keterampilan berbicara siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui kelebihan-kelebihan dan kesalahan-kesalahan yang dimilikinya.

B.  Perumusan dan Pemecahan Masalah
1.    Perumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Negeri 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone?

2.    Pemecahan Masalah
Tindakan yang akan dilakukan:
Menerapkan metode Practice-Rehearsal Pairs.     
 Alasan:
Metode tersebut dipilih karena di dalam pelaksanaannya dipersyaratkan siswa untuk berpasang-pasangan di dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga sangat memungkinkan adanya koreksi atau masukan dari pihak lain terhadap keterampilan berbicara siswa. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui kelebihan-kelebihan dan kesalahan-kesalahan yang dimilikinya.

Lingkup/Fokus:
Pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pair dan hasil belajar
Indikator Keberhasilan:


C.  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bahwa metode Practice-Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Negeri 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone

D.  Manfaat Penelitian
1.        Manfaat Teoritis
a.       Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan metode, strategi, dan teknik pembelajaran berbicara guna meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut di dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbahasa yang lainnya.

2. Manfaat Praktis
a.       Bagi guru
1)      Memotivasi guru supaya selalu menggunakan metode-metode pembelajaran untuk mengatasi masalah pembelajaran, khususnya pembelajaran berbicara.
2)      Memaksimalkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator, khususnya dalam pembelajaran berbicara.
b.      Bagi siswa
1)      Memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan pembelajaran berbicara di sekolah.
2)      Memberikan warna baru dalam pembelajaran berbicara.
3)      Menumbuhkan minat pada siswa untuk senantiasa berlatih keterampilan berbicara.
c.       Bagi sekolah/peneliti
1)      Dapat menerapkan hasil penelitian untuk mengatasi kendala-kendala pembelajaran berbicara saat mengajar nanti.
2)      Memotivasi untuk menemukan konsep-konsep baru yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.


II.      KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.  Kajian Pustaka
Variable 1 Hasil Belajar
1.    Pengertian belajar
2.    Pengertian hasil belajar
3.    Factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Variable 2 Bahasa Indonesia
1.    Pengertian Bahasa
2.    Pengertian Bahasa Indonesia
3.    Fungsi Bahasa Indonesia
4.    Tujuan Bahasa Indonesia
5.    Karakteristik Bahasa Indonesia
Variabel 3 Keterampilan berbicara
1.      Pengertian berbicara
2.      Tujuan Berbicara
3.      Prinsip umum kegiatan berbicara
4.      Ragam seni berbicara
Variabel 4 Pembelajaran Kooperatif
1.      Pengertian pembelajaran kooperatif
2.      Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
3.      Tujuan pembelajaran kooperatif
4.      Unsur-unsur pokok pembelajaran kooperatif
Variable 5 Metode Practice-Rehearsal Pairs
1.     Pengertian Metode Practice-Rehearsal Pairs
2.     Langkah-langkah pembelajaran Metode Practice-Rehearsal Pairs
3.     Keunggulan dan kelemahan Metode Practice-Rehearsal Pairs


B.  Kerangka Pikir
Masalah:
Selama ini, kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memperbaiki prestasinya dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
Faktor Guru :
metode pembelajaran yang digunakan masih kurang kreatif
Faktor Siswa :
siswa tidak selalu terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehigga mereka akan merasa bosan
Solusi:
menggunakan metode pembelajaran practice-rehearsal pairs.
Hasil :
Dengan menggunakan metode pembelajaran practice-rehearsal pairs diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbicara meningkat.






Bagan I Kerangka Pikir PTK
 Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1.    Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa tidak selalu telibat aktif dalam proses pembelajaran.
2.    Penggunaan metode pembelajaran masih konvensional sehingga siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan ketika proses pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung karena menggunakan durasi tertentu.
Hasil Belajar Bahasa Indonesia meningkat
Penerapan metode Practice-Rehearsal Pairs.
 















C.  Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir penelitian ini, dirumuskan hipotesis tindakan.
Dengan menggunakan metode Practice-Rehearsal Pairs dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone maka hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

III.   METODE PENELITIAN
A.  Pendekatan dan Jenis Penelitian
1.    Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena penelitian ini bersifat deskriptif.
Alasan: Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif.
2.    Jenis penelitian : penelitian tindakan kelas
Alasan : Jenis penelitian ini diambil karena adanya masalah terkait dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.




B.  Fokus Penelitian
Factor guru:
Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa tidak selalu telibat aktif dalam proses pembelajaran.
Faktor siswa :
Penggunaan metode pembelajaran masih konvensional sehingga siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan ketika proses pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung karena menggunakan durasi tertentu.


C.  Setting dan Subjek Penelitian
1.    Setting penelitian:
Lokasi : Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone. 
Alasan : karena ingin meningkatkan proses pembelajaran di sekolah tersebut dan lokasinya yang mudah dijangkau serta adanya dukungan dari Kepala Sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini.

2.    Subjek penelitian:
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN  31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

D.  Rancangan Tindakan
1.    Perencanaan Tindakan
Langkah awal dalam penelitian ini adalah menetapkan rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs  pada siswa  kelas V SDN 31 Pasempe Kecamatan Palakka Kabupaten Bone. Perencanaan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.    Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan  kepada siswa   melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs;
b.    Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta instrumennya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs. Penyusunan RPP dilakukan setelah peneliti berkonsultasi dengan guru kelas V.
c.    Membuat media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Media tersebut harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan
d.   Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS), dimana pada saat pelaksanaan tindakan akan digunakan untuk merangsang keaktifan siswa dalam belajar dan membantu siswa untuk menemukan sendiri konsep yang menjadi materi pelajaran sebelum guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai.
e.    Menyusun lembar evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Soal-soal evaluasi disusun dalam bentuk essay dan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penyusunan soal-soal evaluasi juga dilakukan setelah mendapatkan arahan dari guru kelas V. Membuat format pengamatan (observasi). Lembar pengamatan dibuat dalam dua bentuk format, yaitu format untuk mengamati aktivitas guru dan format untuk mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs  Selain itu, peneliti juga membuatkan pedoman penilaian yang akan menjadi acuan observer (pengamat) dalam mengisi lembar observasi tersebut.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Adapun pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs, yaitu sebagai berikut:
a.    Guru memilih satu keterampilan yang akan dipelajari;
b.   Guru membentuk pasangan-pasangan. Dalam pasangan, guru membuat dua peran yaitu penjelas atau pendemonstrasi dan pemerhati;
c.    Siswa yang bertugas sebagai penjelas atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan. Siswa yang bertugas menjadi pemerhati mengamati dan menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan temannya;
d.   Pasangan siswa bertukar peran. Demonstrator kedua diberi keterampilan yang lain;
e.    Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai.
3.    Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan murid. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Observasi mengamati pengaruh tindakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia mulai dari seluruh proses tindakan dan pada saat tindakan selesai. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru yang melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs  mulai dari awal tahap pembelajaran, saat pembelajaran dan akhir pembelajaran. Selain itu, yang perlu diamati adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi diisi dengan cara memberi tanda centang pada kolom-kolom penilaian. Pengisian harus menyesuaikan aktivitas-aktivitas guru dan siswa yang terjadi selama pembelajaran dengan pedoman observasi yang telah tersedia.

4.    Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka selanjutnya diadakan kegiatan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan pada langkah refleksi pada dasarnya meliputi pencermatan, pengkajian, analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan untuk  mengetahui  kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs.  Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka peneliti harus melakukan proses pengkajian ulang pada siklus berikutnya, yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan observasi ulang sampai permasalahan tersebut dapat diatasi.


Bagan 2 Alur Pelaksanaan PTK

Pelaksanaan Tindakan II
SIKLUS II
Jika Permasalahan Belum Terselesaikan
Lanjut ke Siklus III
Penyimpulan dan Pemaknaan Hasil
Refleksi II
Observasi II
Permasalahan
Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Perencanaan Tindakan II
Observasi I
SIKLUS I
 

















E.     Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik dan prosedur pengumpulan data adalah:
1.      Tes
Tes merupakan serangkaian pertanyaan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Untuk memperoleh gambaran/informasi tentang bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Practice-Rehearsal Pairs terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia, maka dipergunakan tes sebagai instrument penelitian. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan.
2.      Wawancara
Wawancara atau interview merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dan dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena wawancara ini objek yang diteliti, responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Wawancara digunakan peneliti untuk berkomunikasi dengan siswa (responden) yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara dimaksud untuk menggali informasi kesulitan siswa dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat mengerti materi yang sudah disajikan guru.
3.      Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti, observasi dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi dan hasil belajar siswa. Alat yang digunakan yaitu berupa lembaran-lembaran isian atau ceklis. Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinu dengan berbagai cara, ini berarti dilakukan secara terus-menerus baik dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar.

4.      Catatan Lapangan
Catatan lapangan memuat hal-hal penting terjadi selama pembelajaran berlangsung yang dapat digunakan untuk melengkapi data.


F.   Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1.    Teknik Analisis Data
Teknik analisis data, yaitu kualitatif deskriptif, alasannya
langkah-langkahnya sebagai berikut:
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan setelah melihat data yang telah dikumpulkan melalui tes, observasi dan catatan lapangan selama tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati.
Miles dan Huberman (dalam Acep Yonny dkk, 2010:138) berpendapat bahwa analisis data secara kualitatif dilakukan melalui tahap-tahap reduksi data yang telah dikumpulkan, paparan data, dan penyimpulan data.
Langkah reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi data mentah menjadi bermakna, menstransformasikan secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar menyusun jawaban atas tujuan penelitian tindakan kelas ini. Paparan data dilakukan dengan cara menampilkan data penting secara lebih sederhana dan bermakna dalam bentuk narasi, tabel, grafik, atau bagan. Penyimpulan dilakukan dengan mengambil intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk kalimat atau formula singkat, padat, namun mengandung pengertian yang luas.


2.    Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian dilihat dari tiga indikator yaitu:

Indikator keberhasilan dalam peneliti tindakan ini adalah indikator peningkatan hasil belajar  Bahasa Indonesia. Adapun kriteria yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (dalam Hadra H. Dg. Maudu 2009:45) sebagai berikut: “Tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan sangat rendah”. Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari keterampilan berbicara siswa secara keseluruhan menunjukkan tingkat pencapaian keberhasilan 75%.


IV.   JADWAL PENELITIAN
No.
Jenis Kegiatan
Minggu ke
Bulan
Tahun
1.
Persiapan
a.    Mengadakan prapenelitian/observasi lapangan
b.   Menyusun proposal
c.    Melaksanakan seminar proposal
d.   Merevisi proposal hasil seminar
e.    Mengurus izin penelitian
1
2
3
4


2.
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a.    Perencanaan tindakan
b.   Pelaksanaan tindakan dan observasi
c.    Interpretasi data
d.   Analisis dan refleksi






3.
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
a.    Perencanaan tindakan
b.   Pelaksanaan tindakan dan observasi
c.    Interpretasi data
d.   Analisis dan refleksi






4.
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
a.    Menyusun draf laporan hasil penelitian
b.   Melaksanakan seminar hasil penelitian
c.    Revisi laporan seminar hasil penelitian






5.
Ujian Skripsi






6.
Revisi Hasil Ujian Skripsi
a.    Penjilidan laporan hasil penelitian
b.   Penyerahan laporan hasil penelitian







V.      DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo

Asrosi, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima

Hafid, Abd. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Universitas Negeri Makassar

H. Dg. Maudu, Hadra. 2009. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Dialog Cerita Anak Melalui Metode Sosiodrama Kelas V SDN Bampanga Kabupaten Banggai Kepulauan. Universitas Negeri Makassar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006. Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SDN/MI.  Jakarta: Depdiknas.

Munip, Abdul. 2013. Keefektifan Metode Practice_Rehearsal Pairs dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batang Tahun Ajaran 2012/2013. IKIP PGRI Semarang Tersedia:

Nugraheni, Aninditya Sri. 2012. Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mentari Pustaka

Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo

Sua, Tenri. 2010. Berbicara II. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bone

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia


VI.   LAMPIRAN



0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog. Copyrights 2011.